Jumat, 04 September 2009
Rabu, 29 Juli 2009
Abstrak Hasil Perekayasaan BBAP Situbondo
Udang vanname telah menjadi komoditas penting untuk pengembangan akuakultur di Indonesia. Permasalahan penyakit baik viral maupun bakterial merupakan salah satu faktor penghambat usaha pertambakan udang vanname. Salah satu usaha pencegahan masalah penyakit adalah penerapan antibiotik pada proses budidaya. Isu tentang keamanan pangan yang berkaitan dengan residu antibiotik pada udang hasil budidaya juga merupakan faktor penghambat perkembangan budidaya udang.
Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu henti obat (withdrawal time) nitrofuran terutama metabolitnya 3-amina-2 oxazolidinone (AOZ) pada udang vanamei. Udang vanname dengan berat rerata 8 - 10 gram diberikan pakan yang mengandung antibiotik nitro furazone dengan dosis 5 gram/kg pakan udang selama 7 hari. Setelah perlakuan tersebut, udang diberi pakan tanpa antibiotik dan sampel diambil setiap 24 jam selama 7 hari berikutnya. Residu AOZ pada sampel udang diukur dengan metode ELISA menggunakan kit komersial.
Launching "Udang Vanname Nusantara I"
Kerja keras BBAP Situbondo untuk menghasilkan benih udang bermutu yang diperuntukkan kepada stake holders, telah terbayar dengan dilaunchingnya udang vaname hasil pengembangan BBAP Situbondo “Vaname Nusantara I” yang diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yang diwakilkan oleh Bapak Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan pada tanggal 28 Juni 2009 di PT. BAL Banyuwangi. Acara yang dihelat secara akbar ini menghadirkan berbagai stake holders baik dari instansi swasta maupun pemerintah yang berasal dari kalangan pembudidaya skala kecil hingga skala besar.
Senin, 06 April 2009
Rabu, 18 Maret 2009
Kegiatan peserta magang di BBAP Situbondo
Silahkan menghubungi kami jika ingin melakukan pembelajaran di BBAP Situbondo
Senin, 16 Maret 2009
Upacara hari kesadaran Nasional 17 Maret 2009
Produk unggulan yang dikembangkan
Minggu, 15 Maret 2009
kegiatan peserta magang di BBAP Situbondo
Sabtu, 14 Maret 2009
Pelayanan untuk stake holders
Pelatihan skala internasional (Naca Training) yang dilaksanakan di BBAP Situbondo tahun 2008
Kunjungan stake holders ke BBAP Situbondo
Balai Budidaya Air Payau Situbondo senantiasa memberikan kesempatan kepada seluruh stake holders untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan pelatihan di BBAP Situbondo.
Pelatihan / pembelajaran ini diperuntukkan untuk kalangan siswa/siswi, mahasiswa/mahasiswi, karyawan/karyawati swasta atau pemerintah.
Kami tunggu kedatangan anda .........
Pelayanan Jasa Laboratorium
Balai Budidaya Air Payau Situbondo yang dilengkapi dengan beberapa sarana laboratorium, memberikan kesempatan kepada seluruh stake holders untuk melakukan analisa kualitas air, mikrobiologi dan PCR di laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Situbondo, analisa plankton dan sampel air di Laboratorium Pakan Alami BBAP Situbondo serta pengujian pakan buatan dan penyedia pakan buatan untuk ikan kerapu di Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan BBAP Situbondo.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami di
BBAP Situbondo
Jln. Raya Pecaron Po. Box 5 Panarukan Situbondo - Jawa Timur - 68351
Tlp (0338) 673328
Jurnal perkayasaan tahun 2008
silahkan mengcopy file ini dengan mencantumkan nama pengarangnya
terima kasih
PERBANDINGAN KUALITAS DAN JENIS KELAMIN INDUK UDANG VANNAME
( Litopenaeus vannamei ) TURUNAN ke-1, ke-2, ke-3, DAN HASIL KAWIN SILANG,
SECARA FENOTIP DAN GENOTIP
Oleh :
Siti Subaidah dan Wendy Tri Prabowo
ABSTRAK
Dalam mengatasi permasalahan budidaya udang vannamei agar tidak terpuruk seperti halnya udang windu, maka harus diupayakan suatu Pusat Induk (Broodstock Center) untuk jangka panjang, sedangkan untuk jangka pendek adalah produksi induk budidaya dari beberapa lokasi dengan memperhatikan kaidah genetika. Usaha untuk mempertahankan kualitas benih udang sangat ditentukan oleh kualitas induk, dimana keragaman atau heterozygositas harus tetap terjaga sehingga secara genetik tetap terjamin. Upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga dan memperbaiki hal tersebut salah satunya adalah dengan cross breeding (hibridisasi). Dalam breeding program tujuan utama sebenarnya adalah mencari kualitas induk yang baik, disamping itu dalam suatu breeding program penting untuk diketahui rasio jumlah antara jantan dan betina dalam suatu keturunan, dan apakah setiap perkawinan itu sama. Hal ini penting untuk memprogram suatu broodstock center dalam penyediaan induk. Untuk itu dilakukan pengamatan terhadap beberapa keturunan yaitu turunan ke-1, ke-2, ke-3, dan hasil kawin silang, sehingga didapatkan data kualitas induk dan perbandingan jumlah jantan betina dari masing-masing keturunan tersebut
Pengamatan dilakukan terhadap populasi calon induk umur 4 bulan dari keempat status genetik secara fenotip yaitu pertumbuhan (berat dan panjang) setiap bulan, keseragaman dan prosentase deformity setiap 3 bulan, sampai umur 9 bulan. Disamping itu juga dilakukan pengamatan secara genotip dengan analisa RLFP polyacrylamid. Untuk melihat ketahanan terhadap penyakit juga dimonitor kesehatannya setiap bulan dan diamati performance reproduksi setelah menjadi induk. Pengamatan terhadap jenis kelamin dilakukan setelah calon induk berumur 6 bulan.
Dari empat keturunan yang diamati secara fenotip ( pertumbuhan berat dan panjang, prosentase keseragaman, dan prosentase deformity) dan secara genotip
( analisa RLFP pplyacrilamid) menunjukkan bahwa induk yang berasal dari hasil kawin silang lebih unggul atau lebih baik kualitasnya. Sedangkan perbandingan/ratio calon induk udang betina dan calon induk udang jantan pada populasi hasil kawin silang adalah 1 : 1 , sedangkan pada polulasi turunan ke-1, ke-2, dan ke-3 adalah 2 : 3 dan 3 : 5
Kata kunci : udang vaname, kualitas induk, sex ratio
Jumat, 13 Maret 2009
Tugas & Fungsi BBAP Situbondo
Fungsi :
- Pengkajian, pengujian, dan bimbingan penerapan standar perbenihan dan pembudidayaan ikan air payau;
- Pengkajian standar dan pelaksanaan sertifikasi sistim mutu dansertifikasi personil perbenihan serta pembudidayaan ikan air payau;
- Pengkajian sistim dan tata laksana produksi dan pengelolaan induk penjenis dan induk dasar ikan air payau;
- Pelaksanaan pengujian teknik perbenihan dan pembudidayaan ikan air payau;
- Pengkajian standar pengawasan benih, pembudidayaan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan air payau;
- Pengkajian standar pengendalian lingkungan dan sumber daya induk/benih ikan air payau;
- Pelaksanaan sistim jaringan laboratorium pengujian, pengawasan benih, dan pembudidayaan ikan air payau;
- Pengelolaan dan pelayanan informasi dan publikasi perbenihan dan pembudidayaan ikan air payau;
- Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
- Melaksanakan penerapan teknik perbenihan dan pembudidayaan ikan air payau serta pelestarian sumber daya induk / benih ikan dan lingkungan.