Senin, 05 April 2010

"Congratulations"


Karyawan/karyawati serta Dharma Wanita Persatuan BBAP Situbondo mengucapkan selamat atas keberhasilannya menempuh ujian akhir Disertasi, semoga ilmu yang diperoleh dapat berguna bagi bangsa, agama dan negara.

Abstrak Hasil Perekayasaan BBAP Situbondo


PENGELOLAAN PAKAN, LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT PADA PEMELIHARAAN LARVA BAWAL BINTANG

(Trachinotus blochii, Lecepede)1)

OLEH.

A.B. Muslim, Sofiati, Dwi S, Mizab Asdari.2)

ABSTRAK

Salah satu pemanfaatan perairan laut pantai yang menjanjikan prospek yang bagus adalah budidaya bawal bintang. Seiring dengan berkembanganya budidaya ikan bawal bintang, kebutuhan benih semakin meningkat. Oleh karena itu perlu diupayakan penyediaan benih secara kontinyu dan berkesinambungan. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung usaha tersebut adalah dengan menejemen pemeliharaan larva yang baik. Dengan demikian nantinya diharapkan dapat memproduksi benih dengan SR yang tinggi dan berkualitas.

Tujuan dari perekayasaan ini adalah untuk menigkatkan SR larva. Sedangkan Sasaran dari perekayasaan ini adalah tercapainya produksi benih bawal bintang yang berkualitas. Metode dari perekayasaan ini adalah persiapan bak, penebaran telur dengan padat tebar 50.000 dan 100.000 butir/bak, pemeliharaan larva, pengendalian penyakit, greeding, panen dan pasca panen. Hasil dari perekayasaan adalah Survival rate 19,157 dan 13,012% dengan prosentase metamorfosis sempurna 99,68 dan 99,36%, serta abnormalitas benih 0,32 dan 0,69%. Dengan menejemen pakan dan lingkungan yang baik dapat mendukung peningkatan SR benih.

Kata kunci: Survival rate,

Senin, 18 Januari 2010

Pelatihan teknis di BBAP Situbondo



















Ket. Gambar : Dari kiri atas : peserta Pelatihan dari Nias, peserta Pelatihan dari Buton, peserta Apresiasi UPTD, peserta pelatihan CBIB kerapu dan pojok kanan bawah : peserta pelatihan CBIB Tambak

BBAP Situbondo senantiasa menerima stake holders yang ingin melakukan kegiatan pembelajaran dalam bidang : pembenihan dan pembesaran ikan kerapu, pembenihan dan pembesaran udang vaname, abalone, bandeng, rumput laut, pakan alami, pakan buatan serta berbagai komoditas lainnya yang sedang berkembang di masyarakat.

selama tahun 2009, Balai Budidaya Air Payau Situbondo telah melakukan sebanyak 9 kegiatan pelatihan yaitu :
  1. Pelatihan Manajer Pengendali Mutu (MPM) Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk pembenihan ikan
  2. Pelatihan Manajer Pengendali Mutu (MPM) Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk pembenihan Udang
  3. Pelatihan Manajer Pengendali Mutu (MPM) Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk pembesaran ikan
  4. Apresiasi Teknis UPTD kerjasama BBAP Situbondo dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
  5. Pelatihan Vaksinasi dan Hematologi Ikan Kerapu
  6. Pelatihan Pendederan Ikan Kerapu dari Asia - Africa (Kerjasama BBAP Situbondo dan Departemen Luar Negeri)
  7. Pelatihan Pendederan Ikan Kerapu kerjasama BBAP Situbondo dan SAFVER Kab. Buton
  8. Pelatihan Pendederan Ikan Kerapu oleh Staf Teknis dan Pembudidaya Kab. Nias Selatan
  9. Pelatihan Pembesaran udang vaname oleh Dosen dan staf Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
Berikut beberapa hasil dokumentasi kegiatan selama pelatihan berlangsung

Kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan di Karangasem Bali


Kunjugan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan di Karangasem Bali
Ket. Gambar. Dari kiri ke kanan : Direktur Perbenihan (Dr. Ir. Ketut Sugama, A.Pu) Gubernur Prop. Bali, Menteri Kelautan dan Perikanan (Dr. Ir. Fadel Muhammad) dan Kepala BBAP Situbondo (Ir. Slamet Subyakto, M,Si)



Kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan di Karang Asem Bali merupakan kunjungan kerja dalam rangka memantau perkembangan udang Vaname Nusantara 1 (VN-1) yang merupakan hasil perekayasaan teknologi oleh para perekayasa BBAP Situbondo
Kunjungan tersebut berlangsung pada tanggal 30 Desember 2009 di Kantor BBAP Situbondo Divisi Multiplication Broodstock Center Udang Vaname (MBCUV), Desa Bug-bug Karangasem Bali.
Dengan luas sekitar 10 Ha, diharapkan MBCUV kelak akan menjadi MBCUV terbesar di dunia yang memproduksi udang vaname lokal yang SPR dan SPF

Rabu, 29 Juli 2009

Abstrak Hasil Perekayasaan BBAP Situbondo

Modifikasi Metode Elisa Dalam Pendeteksian Residu Nitrofuran pada Udang

Udang vanname telah menjadi komoditas penting untuk pengembangan akuakultur di Indonesia. Permasalahan penyakit baik viral maupun bakterial merupakan salah satu faktor penghambat usaha pertambakan udang vanname. Salah satu usaha pencegahan masalah penyakit adalah penerapan antibiotik pada proses budidaya. Isu tentang keamanan pangan yang berkaitan dengan residu antibiotik pada udang hasil budidaya juga merupakan faktor penghambat perkembangan budidaya udang.

Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu henti obat (withdrawal time) nitrofuran terutama metabolitnya 3-amina-2 oxazolidinone (AOZ) pada udang vanamei. Udang vanname dengan berat rerata 8 - 10 gram diberikan pakan yang mengandung antibiotik nitro furazone dengan dosis 5 gram/kg pakan udang selama 7 hari. Setelah perlakuan tersebut, udang diberi pakan tanpa antibiotik dan sampel diambil setiap 24 jam selama 7 hari berikutnya. Residu AOZ pada sampel udang diukur dengan metode ELISA menggunakan kit komersial.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa residu AOZ tertinggi pada sampel udang setelah pemberian pakan berantibiotik selama 7 hari adalah 10,370 ppb yang terjadi 24 jam setelah perlakuan. Residu AOZ mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya waktu. Hasil perhitungan regresi menunjukkan formula Y = 10,589 – 0,026X dengan Y adalah konsentrasi AOZ dalam ppb dan X adalah waktu dalam jam. Penurunan residu AOZ adalah 0,026 ppb per hari. Hasil uji coba ini juga menunjukkan bahwa prediksi waktu henti obat nitrofurazon adalah sekitar 15 sampai dengan 20 hari setelah aplikasi antibiotik yang terakhir.